Cuaca panas terik seringkali membuat kita merasa tidak nyaman dan lelah. Apalagi jika kita harus beraktivitas di luar ruangan yang terpapar langsung oleh sinar matahari. Cuaca panas terik juga dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh, seperti dehidrasi, kelelahan panas, atau bahkan stroke.
Lalu, apa penyebab cuaca panas terik yang akhir-akhir ini dirasakan oleh sebagian masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia? Bagaimana cara menyikapi suasana panas terik agar tidak mengganggu aktivitas dan kesehatan kita? Simak ulasan berikut ini.
Penyebab Cuaca Panas Terik
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas terik yang terjadi di Indonesia bukanlah fenomena gelombang panas atau heatwave seperti yang terjadi di beberapa negara lain. Gelombang panas adalah fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
Cuaca panas terik yang terjadi di Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian. Fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor, antara lain:
- Posisi semu matahari yang saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator, yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau. Hal ini menyebabkan tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan menjadi sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
- Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi terik pada siang hari.
- Mulai bertiupnya angin monsun kering dari benua Australia terutama di wilayah bagian selatan Indonesia. Angin monsun Australia ini bersifat kering kurang membawa uap air, sehingga menghambat pertumbuhan awan.
Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36.1 °C dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara. Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38.8°C di Palembang pada tahun 2019, sedangkan di bulan Mei sekitar 38.8 °C di Temindung Samarinda pada tahun 2018.
Cara Menyikapi Suasana Panas Terik
Meskipun cuaca panas terik yang terjadi di Indonesia bukanlah gelombang panas, tetap saja kita harus waspada dan menjaga kesehatan tubuh kita agar tidak mengalami gangguan akibat suhu udara yang tinggi. Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk menyikapi suasana panas terik:
- Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang masuk. Dehidrasi dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, lemas, haus, mulut kering, kulit kering, dan urine berwarna gelap. Jumlah air putih yang dianjurkan untuk diminum setiap hari adalah sekitar 2 liter atau 8 gelas.
- Hindari minuman berkafein, beralkohol, atau manis karena dapat meningkatkan dehidrasi. Minuman seperti kopi, teh, soda, bir, atau jus buah mengandung zat-zat yang dapat membuat tubuh kehilangan cairan lebih cepat. Sebaiknya pilihlah minuman yang rendah kalori dan gula seperti air mineral, air kelapa, atau air jeruk nipis.
- Pakailah pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang untuk membantu tubuh mengatur suhu dan mengurangi keringat. Pakaian yang ketat, berat, dan berwarna gelap dapat menyerap panas matahari dan membuat tubuh menjadi lebih panas. Selain itu, gunakanlah topi atau payung untuk melindungi kepala dan wajah dari paparan sinar matahari langsung.
- Gunakanlah tabir surya atau sunscreen untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) matahari yang dapat menyebabkan kulit terbakar, kering, keriput, bintik-bintik hitam, hingga kanker kulit. Pilihlah tabir surya dengan SPF (sun protection factor) minimal 15 dan oleskan secara merata pada kulit setidaknya 15 menit sebelum keluar rumah. Ulangi pengolesan setiap dua jam atau sesuai dengan petunjuk produk.
- Batasilah aktivitas fisik di luar ruangan pada jam-jam tertentu seperti antara pukul 10.00 hingga 16.00 ketika sinar matahari sedang paling kuat. Jika harus beraktivitas fisik di luar ruangan pada jam-jam tersebut, pastikan untuk istirahat secara berkala dan minum air putih secara cukup untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat. Jika merasa lelah, pusing, mual, jantung berdebar-debar, atau kulit kemerahan dan lecet-lecet saat beraktivitas fisik di cuaca panas terik, segeralah mencari tempat teduh dan meminta bantuan medis jika perlu.
Cuaca panas terik merupakan fenomena kondisi suhu panas atau terik dalam skala variabilitas harian yang dipicu oleh beberapa faktor seperti posisi semu matahari, dominasi cuaca cerah, dan angin monsun kering dari benua Australia.
Cuaca panas terik dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa tips untuk menyikapi suasana panas terik adalah minum air putih yang cukup, hindari minuman berkafein,
beralkohol, atau manis, pakailah pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang, gunakanlah tabir surya, dan batasilah aktivitas fisik di luar ruangan pada jam-jam tertentu.