AdvertorialDPRD Kutai Timur

Soal Tenaga Kerja Lokal, Putra Daerah ke DPRD-Pemkab Kutim: Ibaratnya Tikus Mati di Lumbung Padi

LATESBONTANG – Diskusi tanya Jawab dalam rangkaian agenda Sosialisasi Perda (Sosper) Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Dapil 1 Sangatta Utara, yang membahas Perda No. 1 Tahun 2022, tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan berlangsung seru.

Sejumlah tamu undangan yang hadir mewakili unsur RT, Masyarakat, Lembaga Ketenagakerjaan, dan Subcontractor Perusahaan saling menyampaikan tanggapan, pendapat, serta pertanyaan kepada rekan dewan yang hadir terkait pembahasan Perda Ketenagakerjaan.

Salah satu yang menarik disampaikan oleh Kepala Dusun 02 Singakarti, Desa Sangatta Utara, Burhanuddin yang menanggapi agar kiranya perusahaan yang beroperasi di Sangatta Utara dapat memperdayakan putra-putri daerah dalam mengakomodir tenaga kerja.

Burhanuddin juga berharap putra-putri daerah yang ada di Sangatta dapat kesempatan memiliki skill dan bisa berkarya di perusahaan yang beroperasi di daerahnya.

Demikian penyampaian itu dilontarkannya kembali kepada awak media seusai acara, “saya menginginkan, putra-putri daerah yang lahir disini, besar disini, sekolah disini, itulah yang diberdayakan oleh perusahaan,” ujar Burhan.

“Jangan orang dari luar yang nginjakan kaki di Kutim ini 1 atau 2 bukan sudah bisa bekerja, sedangkan orang yang lahir disini, besar dan sekolah disini masih banyak pengangguran,” sambung pria yang juga merupakan putra daerah tersebut.

Dirinya menilai masih banyak tenaga kerja yang datang dari luar dengan cepat mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang ada di Kutai Timur, sedangkan masih banyaknya putra-putri daerah yang dia anggap masih perlu untuk di berdayakan.

“Ibaratnya tikus mati di lumbung padi ya kami ini,” tuturnya.

Dirinya mengungkapkan agar kiranya perusahaan berkenan bisa memberikan training dulu ke putra-putri daerah selama beberapa bulan untuk mereka dapat mengemban pengalaman, menurutnya hal itu bisa memberikan sedikit bekal untuk putra-putri daerah dalam hal ketenagakerjaan kedepannya.

“Di training tiga bulan gitu biar dapat sertifikat, nah jadi biarpun tidak bisa masuk diperusahaan sampean kan diperusahaan lain kan bisa. Kami ini tidak minta jabatan supervisor atau supertendent, cukup jadi kuli tambang aja kami ini” ungkapnya.

Kepada pemerintah baik eksekutif dan legislatif, dia juga berharap mewakili putra-putri daerah Sangatta Utara, dapat memperhatikan hal tersebut. Dirinya menilai bahwa putra-putri daerah masih terkendala dalam hal pengalaman skill jika hendak melamar di perusahaan.

“Saya harapkan kepada pemerintah dan perwakilan rakyat kalau bisa melalui dana aspirasi itu putra-putri daerah di ikut sertakan dalam pelatihan-pelatihan kerja pemerintah,” harapnya. (adv).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button