LATEST BONTANG – Pertamina batal bangun proyek Kilang di Bontang, Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Bontang Soroti keseriusan pemerintah pusat dalam menangani proyek tersebut.
Ketua BPC HIPMI Bontang Amriadi mengungkapkan, Pemerintah pusat perlu mengembalikan proyek strategis nasional tersebut agar on the track mencapai progres pembangunan yang diinginkan.
“Sangat disayangkan karena proyek tersebut bakal menjadi nafas baru bagi perekonomian di Kota Bontang,” ujarnya kepada media Latest Bontang, Jumat (22/01/2021).
Dia menambahkan, rencana pembangunan tersebut beberapa tahun yang lalu tentu sudah melewati tahap pertimbangan dan evaluasi yang matang, sehingga menjadi tanda tanya BPC HIPMI Bontang.
“Jika lahan menjadi kendala, saya kira ini patut dipertanyakan juga, karena Pemkot sudah siapkan lahan dan proyek ini masuk dalam daftar proyek strategis nasional,” ungkapnya.
Amriadi juga menyoroti statement Joko Widodo pada penyerahan 1.183 sertifikat tanah program strategis 2016 di Balikpapan, Senin (05/12/2016).
Saat itu, Jokowi menegaskan bahwa pembangunan Kilan 350 barel per hari tidak dipindah ke provinsi lain dan tetap di Bontang. Bahkan, ia mengklaim persoalan lahan telah diselesaikan saat itu.
“Jokowi juga pernah berjanji pada kampanyenya 23 Maret 2019 di DOM Balikpapan, bahwa pembangunan Kilang di Bontang akan segera dibangun. Nyatanya tidak ada progres bahkan dihentikan,” tegas Amriadi.
Kebutuhan akan proyek ini, lanjutnya, tentu menjadi sangat penting bagi masyarakat Bontang, sebagai daerah industri yang masih bergantung dominan pada industri khususnya minyak dan gas bumi. Hal ini dikarenakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Bontang masih bergantung pada sektor migas.
“Menuju Bontang pasca migas sebuah upaya baik tapi untuk jangka pendek kita belum mandiri. Maka, untuk mencapai kemandirian ekonomi khusus di bidang pariwisata dan perdagangan, perlu upaya sistematis yang serius dilakukan dan direkayasa,” kata Amriadi.
Amri berharap pemerintah pusat dan semua stakeholder terkait dapat mengupayakan proyek Kilang dapat terealisasi pada tahun 2021.
“Semoga ini bisa terwujud, pemerintah bisa mengawalnya,” harapnya.
Untuk diketahui, Pertamina membatalkan proyek kilang baru di Bontang setelah mitra perusahaan, Overseas Oil and Gas LLC atau OOG, mundur dari proyek tersebut.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan perusahaan bakal fokus mengerjakan lima proyek kilang, yaitu satu Grass Root Refinery (GRR) di Tuban dan empat Refinery Development Master Plan (RDMP) di Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai. Selain itu, pembangunan proyek kilang di Bontang tidak sesuai kebutuhan perusahaan. (*)