DPBD Kutim Harap Masyarakat Peduli Api Pioner Relawan Pengendalian Karhutla

LATESBONTANG – Pemkab Kutai Kutai Timur (Kutim) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) jauh – jauh hari sudah mempersiapkan langkah strategis untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Salah satunya dengan membentuk relawan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Kepala BPBD Kutim, Muhammad Idris Syam menyatakan, relawan MPA untuk pencegahan penanggulangan kebakaran telah dibentuk sejak tahun 2020. Mereka tersebar di 72 desa dari 147 desa yang ada di Kabupaten Kutim.
“Relawan ini dibentuk sejak tahun 2020 lalu dan telah tersebar di 72 desa dari 147 desa yang ada di Kabupaten Kutim,” terang d Idris Syam kepada awak media, Rabu (31/5/2023).
Idris Syam mengatakan, para relawan ini diharapkan jadi garda terdepan pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
“Jadi kita harapkan nanti, relawan-relawan (MPA) ini yang merupakan pionir dalam hal penanggulangan bencana bisa optimal bekerja,” ucap Idris Syam
Ia mengungkapkan hampir semua wilayah di Kutim memiliki kawasan hutan atau perkebunan yang luas menjadi daerah rawan kebakaran.
“Selama ini kita selalu berkoordinasi dan meningkatkan kegiatan patroli tentunya berkoordinasi dengan pihak kecamatan, pihak desa dan relawan-relawan lain,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa potensi-potensi titik api yang muncul karena cuaca kering di Kutai Timur cukup besar dan tersebar di kecamatan-kecamatan.
“Ini kita harus waspada setiap ada terik matahari yang cukup tinggi, oleh sebab itu kami menyebarluaskan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran hutan dan lahan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa mulai bulan Juni hingga Agustus 2023 mendatang, jumlah hari kering lebih banyak artinya jika jumlah hari kering meningkat maka potensi kebakaran lebih besar.
“Tim gabungan pencegahan dan penanggulangan bencana alam diberikan simulasi untuk melatih kekompakan para relawan-relawan.Ini perlu keterpaduan kita, kesiapan kita mulai dari jajaran kabupaten, yang dapat diteruskan di kecamatan hingga desa,” tandasnya. (adv)