DPRD Bontang Soroti Penurunan APBD 2025, SiLPA Jadi Sorotan

LATESTBONTANG – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bontang untuk tahun 2025 diproyeksikan mengalami penurunan drastis dari Rp3,3 triliun di tahun 2024 menjadi Rp2,4 triliun.
Penurunan ini menarik perhatian anggota Komisi B DPRD Kota Bontang, Muhammad Sahib, yang mendesak pemerintah daerah untuk memberikan klarifikasi mengenai penyebabnya.
“Anggaran yang turun hampir Rp900 miliar ini perlu ditelusuri. Kami akan meminta penjelasan mengapa terjadi penurunan signifikan ini, karena DPRD memiliki tugas untuk mengawasi penggunaan anggaran,” ujar dia, Senin (4/11/2024).
Salah satu isu yang diangkat Sahib adalah tingginya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) yang dapat menjadi faktor penyebab penurunan APBD. SiLPA adalah selisih lebih antara anggaran yang direncanakan dan realisasi belanja yang tidak digunakan pada tahun anggaran sebelumnya.
Dalam konteks ini, SiLPA yang tinggi menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak sepenuhnya memanfaatkan anggaran yang ada untuk program-program yang direncanakan.
“Kalau SiLPA-nya tinggi, artinya ada yang tidak berjalan dengan baik. Ini menjadi tanda bahwa pelaksanaan program pemerintah mungkin tidak sesuai harapan. Seharusnya, jika SiLPA dapat dikelola dengan baik, kita bisa kembali ke angka APBD yang lebih tinggi,” jelasnya.
Pun ia menekankan, pentingnya pengelolaan SiLPA yang efektif agar anggaran daerah dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk kepentingan masyarakat. Ia berharap pemerintah daerah tidak hanya menyimpan anggaran di kas daerah, melainkan juga mengalokasikannya untuk program-program yang mendukung kesejahteraan masyarakat.
“APBD adalah hak rakyat. Dana tersebut harus digunakan untuk kepentingan masyarakat, bukan hanya disimpan. Kami ingin memastikan bahwa setiap dana yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kemaslahatan bersama,” tutupnya.