Kiprah Arfan yang Jabat Wakil Ketua II DPRD Kutim: Pernah Jadi Kuli Panggul hingga Tukang Ojek
“Jiwa pejuang akan mencintai setiap tantangan. Jiwa pengecut mundur saat dihadapkan pada rintangan,” ucap Arfan.
LATESBONTANG – Alhamdulillah, itulah kalimat yang selalu dilontarkan Arfan, karena perjuangannya selama ini berbuah manis. Sebuah jabatan yang tak gampang sekaligus membanggakan di parlemen, jadi Wakil Ketua II DPRD Kutai Timur (Kutim). Selain itu, legislator asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kutim II ini merupakan sosok pengusaha yang tergolong sukses di bidangnya.
Setelah diamanahkan oleh Partai Nasdem dengan raihan kursi terbanyak ke 3, Arfan menduduki kursi Wakil Ketua II DPRD Kutim masa bakti 2019-2024. Dia resmi dilantik pada Rabu (14/8/2019) silam.
Usai dilantik sebagai wakil rakyat, Alumni Magister Universitas Mulawarman 2019 ini langsung berusaha beradaptasi dengan legislator Kutim lainnya, selalu menjunjung etos kerja tinggi, dedikasi, disiplin dan prinsip kebersamaan antar anggota DPRD. Arfan dikenal sebagai politisi yang ramah, cerdas dan tegas oleh masyarakat dan para koleganya.
Sosok Arfan juga dikenal sangat aspiratif ketika berbicara kepentingan masyarakat luas, sebut saja salah satunya menyuarakan aspirasi para nelayan agar pemerintah daerah melaui dinas terkait memberikan pembinaan dan bimbingan dalam membuat legalitas atau badan hukum kelompok.
Ayah dari Rahma Endre ini menyebutkan, legalitas kelompok memberikan jaminan dan kepastian terhadap bantuan yang akan di salurkan kepada nelayan. Karena selama ini, nelayan dinilai kesulitan mendapatkan bantuan pemerintah lantaran tidak memiliki badan hukum sebagai syarat yang menurut aturan.
Meniti hidup sebagai seorang pendatang dengan modal tangan kosong, karir Arfan untuk bisa berhasil tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan, suami dari Murniati ini pun sempat merasakan pahitnya kehidupan di kabupaten yang kaya dengan sumber daya alam ini. Jauh sebelum jadi wakil rakyat, pria lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Nusantara (STIENUS) ini sempat menjadi kuli dan sopir angkut kayu dari hutan.
“Pada Agustus 1993 saya pertama kali menginjakkan kaki di Kutai Timur, tepatnya di Kecamatan Bengalon dan datang dengan modal sepuluh jari tanpa pengalaman. Datang hanya dengan modal nekat dan mau bekerja,” cerita Arfan.
Selama menjalani pekerjaan buruh lapangan tersebut, risiko terjepit maupun keseleo bukan hal yang bisa dihindari. Dengan profesi tersebut upah yang diterimanya tentu saja tak sebanding dengan risiko maupun nilai kayu yang dimuatnya. Namun bagi Arfan, pekerjaan apapun yang penting halal, demi mencukupi kebutuhan hidup di tanah rantau.
“Pekerjan apapun yang penting halal, tahun 1993 itu ikut memikul kayu di hutan dan jadi buruh mobil angkut kayu selama dua tahun,” kenangnya.
Setelah dua tahun itu, buruh panggul kayu bukanlah pekerjaan terakhir yang kemudian lantas langsung berbuah manis. Masih banyak tantangan yang harus dilalui, Arfan kemudian menghabiskan waktunya sebagai tukang ojek. Berbekal motor sewaan, direktur CV Rahma itu pun menggeluti pekerjaan di jalanan itu selama setahun.
“Tahun 1995, menyewa motor dan jadi tukang ojek. Arfan lanjut berujar, dan tahun 1996 menikah dengan Murniati Manik, anak seorang petani.
“Alhamdullilah, tahun 1999 dikarunia satu orang anak, Rahma Enre dan mulai membangun usaha,” tuturnya.
Perjalanan karir Arfan di bidang usaha mulai menanjak setelah mencoba mendirikan sebuah CV Rahma yang diambil dari nama anak gadisnya tersebut. Setahun kemudian, Arfan memulai usaha bidang perhotelan dengan membangun sebuah hotel dengan nama Hotel Rahma Jaya.
Kendatipun dalam merintis usaha sempat jatuh bangun, karena membangun usaha perhotelan juga memiliki tantangan yang tak sedikit, butuh kesabaran dan kerja keras. Baginya, sabar menerima dan menjalani segala bentuk ujian hidup, namun bukan berarti diam tanpa gerak, harus ada usaha yang dilakukan untuk mengatasi dan menyelesaikan ujian hidup. Berkat perjuangan dan tekat yang kuat itupun membuatnya bertahan dan akhirnya membuahkan hasil. Pelan tapi pasti, usaha yang digelutinya itupun kini bisa dibilang sukses di bidangnya.
“Jiwa pejuang akan mencintai setiap tantangan. Jiwa pengecut mundur saat dihadapkan pada rintangan,” beber Arfan.
Setelah sukses dengan usaha perhotelan, Arfan mencoba terjun ke dunia politik dan menjadi calon legislatif melaui Partai Pelopor pada tahun 2004 lalu. Namun perjuangan saat itu kandas lantaran yang memilihnya tak cukup kuat menopang suara partai di daerah pemilihannya.
Tahun 2014 menjadi awal karirnya di bidang politik, setelah memperoleh suara terbanyak melalui Partai Nasdem di Dapil Kutim 3 yang saat ini jadi Dapil Kutim 2, Arfan akhirnya sukses melenggang ke parlemen. Ia menjadi Anggota DPRD Kutim Periode 2014-2019.
“Alhamdullilah, terpilih dan di percaya sebagai Ketua Fraksi NKB sampai dengan tahun 2016. Tahun 2016 sampai dengan 2019 diberi kesempatan sebagai Ketua Komisi A DPRD Kutai Timur,” paparnya.
Meskipun terpilih dan menjadi wakil rakyat dan sudah dua periode, Arfan tak lantas jadi jumawa. Begitu pula dalam persolan usaha, tak ada kata berhenti ataupun istirahat. Tahun 2018 lalu, dirinya membangun perusahaan dengan nama yang hampir sama dengan perusahaan CV pertama miliknya, yakni PT Raja Rahma Prima. (adv/Im).