Disperindag Kutim Desak Penambahan Kuota BBM, Soroti Distribusi dan Keterlambatan Pasokan Pertamax

SANGATTA — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur (Kutim) mendesak pemerintah pusat dan Pertamina untuk menambah kuota BBM bagi wilayah Kutim.
Dorongan ini disampaikan dalam rapat pembahasan penerapan aplikasi XSTAR dan penanganan kelangkaan BBM yang digelar di Ruang Panel DPRD Kutim, Selasa (18/11/2025) pukul 10.26 WITA.
Pengawas Perdagangan Dalam Negeri Ahli Muda Disperindag Kutim, Ahmad Doni Erfiyadi, mengatakan kebutuhan BBM di Kutim jauh melampaui kuota resmi yang diterima daerah. Selain merupakan wilayah industri dan pertanian, Kutim juga menjadi jalur lintasan antarkabupaten dan antarpovinsi yang membuat konsumsi energi meningkat.
“Kami berharap kuota Kutim bisa ditambah. Khusus SPBU Muara Bengkal, mereka melayani lima kecamatan sekaligus. Ini harus diprioritaskan,” ujar Doni dalam rapat tersebut.
Menurut Doni, distribusi BBM di beberapa kecamatan tertekan karena keterlambatan pasokan. Ia menyebut keterlambatan kapal tanker yang mengangkut Pertamax menyebabkan pengguna beralih ke Pertalite. Perubahan pola konsumsi ini, kata dia, berpotensi memicu antrean panjang bila tak segera diantisipasi.
“Kendaraan roda dua dan roda empat yang biasanya memakai Pertamax terpaksa membeli Pertalite. Pasokan Pertamax memang sudah tiba, tetapi distribusinya tidak dapat langsung menyeluruh karena dilakukan bergiliran ke setiap SPBU di Sangatta,” katanya.
Disperindag menilai penambahan kuota BBM harus dipertimbangkan sebagai langkah jangka menengah, sementara pengaturan distribusi dan percepatan penerapan aplikasi XSTAR menjadi solusi jangka pendek agar penyaluran subsidi lebih tepat sasaran.
Rapat yang dihadiri DPRD, Pertamina, perwakilan kecamatan, serta sejumlah dinas teknis ini diharapkan menjadi dasar sinkronisasi kebijakan lintas lembaga untuk meredam potensi krisis BBM di Kutim.(Adv)




