LATESTBONTANG – Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris membuka sejumlah pertimbangan terkait rencana pengembalian buaya “Riska”, predator yang terkenal di jagat Youtube karena memiliki kedekatan dengan manusia bernama Ambo. Salah satu pertimbangan utama adalah adanya penolakan dari warga Guntung.
Agus Haris juga meminta Pemerintah Kota untuk menghentikan pencarian lokasi penangkaran, mengingat hal tersebut merupakan kewenangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim. Posisi pemerintah, kata dia, seharusnya hanya memberi arahan setelah ada penetapan.
Alasan selanjutnya, yakni perasaan keluarga korban juga harus menjadi pertimbangan utama. Potensi konflik sosial antara satwa dan manusia juga harus diselesaikan sebelumnya. Setelah itu, baru dapat dilakukan perencanaan terkait pengembalian buaya.
“Jika dilakukan pengembalian, jangan hanya buaya Riska. 40 buaya yang direlokasi dari Bontang harus turut dievakuasi. Bahkan, jika termasuk Kutim, total ada sekitar 70 ekor,” tegasnya saat rapat kerja bersama pihak terkait, Selasa (14/11/2023).
Lebih lanjut, Agus Haris menegaskan bahwa wacana pengembalian buaya Riska akan tetap ditolak jika hanya satu buaya yang dikembalikan. Dia menyoroti bahwa evakuasi empat buaya oleh BKSDA Kaltim beberapa waktu lalu sudah didasarkan pada keputusan DPRD Bontang, dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat.
Jika pengembalian tersebut tiba-tiba disetujui, DPRD akan kembali melakukan rapat dengan tetap memprioritaskan keselamatan warga. “BKSDA Kaltim tetap membuka ruang diskusi soal lokasi hingga pendirian penangkaran agar pemerintah tidak salah langkah,” pungkasnya. (adv)