10 Daerah dengan Tingkat Polusi Udara Tertinggi di Tahun 2023
Polusi udara adalah kondisi di mana udara mengandung zat-zat berbahaya yang dapat merusak kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara dapat berasal dari sumber alami seperti debu, asap gunung berapi, dan kebakaran hutan, atau dari sumber buatan manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri, pertanian, dan kendaraan bermotor.
Polusi udara dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan manusia, seperti penyakit pernapasan, jantung, kanker, dan stroke. Polusi udara juga dapat mempengaruhi iklim global dengan meningkatkan efek rumah kaca dan menurunkan kualitas udara.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) dan AirVisual, berikut adalah 10 daerah dengan tingkat polusi udara tertinggi di tahun 2023:
- New Delhi, India. Ibu kota India ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 154 mikrogram per meter kubik (µg/m3) partikel halus PM2.5, yang jauh melebihi batas aman WHO sebesar 10 µg/m3. Penyebab utama polusi udara di New Delhi adalah pembakaran sampah, asap kendaraan, pembangkit listrik tenaga batu bara, dan kebakaran ladang.
- Lahore, Pakistan. Kota terbesar kedua di Pakistan ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 135 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Lahore adalah lalu lintas padat, industri berat, pembakaran biomassa, dan debu konstruksi.
- Dhaka, Bangladesh. Ibu kota Bangladesh ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 114 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Dhaka adalah pembakaran bahan bakar fosil dan kayu bakar, industri tekstil dan kulit, kendaraan bermotor tua dan tidak terawat, dan kepadatan penduduk.
- Ulaanbaatar, Mongolia. Ibu kota Mongolia ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 107 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Ulaanbaatar adalah pembakaran batu bara dan kayu bakar untuk pemanas rumah dan masak di musim dingin, lalu lintas kendaraan bermotor, dan angin kencang yang membawa debu dari padang pasir Gobi.
- Kabul, Afghanistan. Ibu kota Afghanistan ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 101 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Kabul adalah pembakaran sampah dan limbah medis, kendaraan bermotor tua dan tidak terawat, generator diesel untuk listrik darurat, dan kebakaran hutan.
- Beijing, China. Ibu kota China ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 95 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Beijing adalah pembangkit listrik tenaga batu bara, industri baja dan semen, lalu lintas kendaraan bermotor, dan asap dari kebakaran hutan dan ladang di daerah sekitarnya.
- Cairo, Mesir. Ibu kota Mesir ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 93 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Cairo adalah pembakaran sampah dan limbah pertanian, lalu lintas kendaraan bermotor padat dan tidak teratur, industri kimia dan petrokimia, dan debu dari gurun Sahara.
- Jakarta, Indonesia. Ibu kota Indonesia ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 87 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Jakarta adalah lalu lintas kendaraan bermotor yang macet dan tidak teratur, industri manufaktur dan konstruksi, pembakaran sampah dan limbah rumah tangga, dan asap dari kebakaran hutan dan lahan gambut di daerah sekitarnya.
- Mexico City, Mexico. Ibu kota Mexico ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 82 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Mexico City adalah lalu lintas kendaraan bermotor yang padat dan tidak terawat, industri otomotif dan kimia, pembakaran sampah dan limbah pertanian, dan lokasi geografis yang dikelilingi oleh pegunungan yang menghalangi sirkulasi udara.
- Tehran, Iran. Ibu kota Iran ini memiliki tingkat polusi udara rata-rata sebesar 80 µg/m3 PM2.5. Penyebab utama polusi udara di Tehran adalah lalu lintas kendaraan bermotor yang padat dan tidak terawat, pembangkit listrik tenaga gas alam dan minyak bumi, industri petrokimia dan metalurgi, dan lokasi geografis yang dikelilingi oleh pegunungan yang menghalangi sirkulasi udara.
Polusi udara merupakan masalah lingkungan yang serius yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan iklim global. Beberapa daerah di dunia memiliki tingkat polusi udara yang sangat tinggi karena berbagai faktor seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri berat, pertanian, dan lalu lintas kendaraan bermotor.
Untuk mengurangi dampak negatif dari polusi udara, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk mengimplementasikan kebijakan dan teknologi ramah lingkungan, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas udara.
Referensi:
- World Health Organization (WHO). (2021). Ambient air pollution: Health impacts. https://www.who.int/health-topics/air-pollution#tab=tab_1
- AirVisual. (2021). World’s most polluted cities in 2020 (PM2.5). https://www.iqair.com/world-most-polluted-cities/world-air-quality-report-2020-en.pdf
- Greenpeace International. (2019). Toxic air: The price of fossil fuels – Full report. https://storage.googleapis.com/planet4-international-stateless/2020/02/8d193d37-toxic-air-report-full.pdf
- National Geographic Society (NGS). (2019). Air pollution sources and impacts. https://www.nationalgeographic.org/article/air-pollution-sources-and-impacts/