OPINI – Bayangkan seorang mahasiswa dengan semangat tinggi, menggantungkan harapannya pada program beasiswa pemerintah untuk melanjutkan pendidikan. Malam-malam mereka dihabiskan dengan belajar keras, menghimpun IPK setinggi mungkin, dan menyiapkan berkas demi memenuhi syarat. Namun, apa jadinya jika sistem yang diandalkan untuk menentukan kelayakan mereka justru menghadirkan tanda tanya besar?
Beasiswa Bontang, yang diharapkan menjadi solusi bagi mahasiswa berprestasi dan kurang mampu, kini mendapat sorotan. Dalam pelaksanaannya, terdapat indikasi ketidakakuratan dalam perhitungan skoring yang membuat sebagian pihak mempertanyakan hasilnya. Dugaan ini menjadi perhatian serius, tidak hanya bagi penerima yang dinyatakan lolos, tetapi juga bagi mereka yang merasa haknya belum diakui.
Kami mengusulkan agar pemerintah, melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, melakukan verifikasi menyeluruh terhadap metode perhitungan skoring. Publikasi data penerima seperti nama, IPK, dan perguruan tinggi mereka perlu dilakukan untuk memastikan transparansi. Langkah ini akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap sistem yang diterapkan.
Selain itu, kasus adanya “penyusup” dalam daftar penerima beasiswa harus segera ditangani. Panitia seharusnya melaporkan temuan ini ke Perguruan Tinggi terkait untuk memberikan efek jera dan mencegah manipulasi serupa di masa depan.
Kami juga mengimbau agar pencairan beasiswa sementara ditunda hingga proses verifikasi selesai dilakukan. Langkah ini bukan dimaksudkan untuk menghambat, melainkan memastikan bahwa penerima beasiswa benar-benar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kesalahan perhitungan yang terjadi sebelumnya menjadi alasan kuat untuk mengevaluasi sistem yang digunakan.
Transparansi dan akurasi bukan sekadar jargon, tetapi komitmen yang harus diwujudkan pemerintah. Dengan demikian, program beasiswa dapat benar-benar menjadi alat pemberdayaan bagi generasi muda Bontang dalam menggapai masa depan yang lebih baik.
Muhammad Nurdin
Mantan Anggota DPRD Bontang