AdvertorialHeadlinePemkab Kutai Timur

Ratusan Murid TK B YPPSB Kutim Ikuti Acara Pelepasan dan Pentas Seni

LATESBONTANG – Ratusan murid Taman Kanak-kanak B Angkatan 31 Yayasan Pendidikan Prima Swarga Bara (YPPSB) Kutai Timur (Kutim) mengikuti acara pelepasan dan pentas seni di Gedung Serba Guna (GSG), Komplek perkantoran Bukit Pelangi, Kutim, Sangatta, Rabu, (31/5/2023).

Kegiatan tersebut dihadiri Manajer pendidikan YPPSB, Syafi’i, Ketua YPPSB Arifin Rusmin, Kepala Sekolah YPPSB Diyah Ayu Luhing Priyanti, Kepala Bidang Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim Ahmad Junaidi. B dan Orang tua/wali murid.

Usai Kegiatan, Kepala Sekolah YK YPPSB Diyah Ayu Luhing Priyanti mengatakan kegiatan pelepasan TK YPPSB ini, di barengi dengan penampilan pentas seni anak-anak dari kelas B1 sampai kelas B9 TK YPPSB.

“Alhamdulillah dengan keunikan anak-anak, kehebohannya dan kemampuannya sendiri acaranya jadi seru sekali, yang orang tua mereka suka begitu juga anak-anak,” ucap Diyah.

Diyah mengungkapkan bahwa Disdikbud Kutim sangat merespon baik kegiatan tersebut, yang menyuguhkan berbagai penampilan pentas seni anak-anak didik TK YPPSB.

“Alhamdulillah mereka mengapresiasi sekali, melihat anak-anak TK YPPSB bisa tampil menunjukkan kemampuannya sesuai dengan keinginannya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Kutim Mulyono melalui Kepala Bidang (PLS) Disdikbud Kutim Ahmad Junaidi. B mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi seluruh lembaga khususnya bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) baik negeri maupun swasta yang selalu mengakhiri sesi pembelajaran setiap tahun dengan pelepasan dan pentas seni.

“Pentas seni ini penting, untuk menggalak program nasional merdeka belajar, program sekolah penggerak dan program implementasi kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka ada hubungannya dengan kegiatan seperti ini, untuk mengaktifkan gerak motoring pada saraf anak di masa transisi,” ucap Ahmad Junaidi.

Sesuai instruksi Kadis Disdikbud Kutim, pihaknya menekankan pada masa pelepasan seperti ini, harus memberikan pemahaman kepada orang tua khususnya yang akan menyekolahkan anaknya di jenjang yang lebih tinggi, tidak menuntut anaknya harus bisa baca, tulis dan menghitung.

“Pada masa generasi emas itu, bukan dalam artian anak kita di usia bermainnya harus bisa semuanya, di generasi emas itu adalah bagaimna gerak saraf motorik anak itu yang masih masa gembira atau masa happy si anak,” ujarnya.

Ahmad Junaidi mengungkapkan transisi dikelas rendah seperti di kelas satu dan dua sekolah dasar (SD), Disdikbud Kutim masih memberikan metode-metode pembelajaran yang masih bersifat menggembirakan dan menyenangkan.

“Dengan adanya perpisahan seperti ini, merupakan pembelajaran atau edukasi transisi untuk di kelas lanjutannya seperti SD,” pungkasnya. (adv).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button