AdvertorialDiskominfo Kutim

Kekurangan Guru, PAUD Negeri di Kutim Baru 27 Unit

SANGATTA – Hingga penghujung 2025, ketersediaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Negeri di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) masih jauh dari kebutuhan ideal. Data terbaru Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutim mencatat hanya terdapat 27 PAUD Negeri yang tersebar di 18 kecamatan. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa banyak wilayah, terutama desa-desa terpencil, belum sepenuhnya memiliki layanan pendidikan dasar usia dini yang memadai.

Plt Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF) Disdikbud Kutim, Heri Purwanto, mengakui bahwa persoalan terbesar bukan sekadar pemerataan bangunan sekolah, tetapi ketimpangan distribusi lembaga PAUD Negeri itu sendiri. Di Kecamatan Sangatta Utara sebagai pusat kabupaten, misalnya, saat ini hanya dua PAUD Negeri yang beroperasi. Kondisi itu semakin menegaskan bahwa akses layanan pendidikan anak usia dini belum merata di seluruh desa.

“Harapannya tiap desa memiliki minimal satu TK dan satu TPA Negeri. Itu target ideal yang ingin kita penuhi,” ujar Heri.

Meski demikian, rencana pembangunan gedung PAUD Negeri baru masih belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Heri menjelaskan bahwa persoalan utama bukan terletak pada kurangnya anggaran maupun ketersediaan lahan. Justru yang paling krusial adalah minimnya tenaga pengajar PAUD yang memenuhi standar.

Kekurangan guru PAUD, katanya, dapat berdampak langsung pada kualitas layanan pendidikan. Jika sekolah dibangun tanpa menyiapkan sumber daya manusia yang memadai, maka pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Karena itu, sebelum menambah unit baru, pemerintah daerah memilih fokus memperkuat kapasitas dan jumlah pendidik.

Sejak 2024, Disdikbud Kutim telah memulai beberapa program peningkatan kompetensi, mulai dari pelatihan kurikulum, penguatan karakter anak usia dini, hingga dorongan peningkatan kualifikasi akademik bagi pendidik PAUD. Program tersebut diharapkan meningkatkan profesionalitas guru sekaligus menyiapkan mereka menghadapi perubahan pendekatan pembelajaran yang semakin menekankan aspek psikologis, kreativitas, dan stimulasi tumbuh kembang anak.

“Kami memastikan kualitas layanan harus siap sebelum membangun fisik sekolah. Guru adalah fondasi utama pembelajaran,” tegas Heri.

Ia menambahkan, pemerataan PAUD Negeri di seluruh desa tetap menjadi target jangka menengah. Namun, langkah tersebut harus dilakukan bertahap agar pembangunan fisik tidak mendahului kesiapan sumber daya manusia. Pemerintah berharap, melalui upaya penguatan tenaga pendidik sejak dini, pembangunan lembaga PAUD dapat dilakukan secara lebih terukur dan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya. (adv)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button