LATESTBONTANG – Video yang memperlihatkan sejumlah remaja SMK sedang ngelem di bawah kolong Pelabuhan Loktuan baru-baru ini viral di media sosial, memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Menanggapi kejadian tersebut, anggota DPRD Bontang, Muhammad Sahib, menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka agar tidak terjerumus ke dalam perilaku merugikan seperti ini.
“Saya ingin mengingatkan kepada orang tua bahwa kita memiliki tanggung jawab besar terhadap anak-anak kita. Kasus seperti ini tidak bisa hanya disalahkan kepada guru atau polisi. Kita semua harus bertanggung jawab,” kata dia saat dikonfirmasi, Senin (12/11/2024).
Ia menegaskan, orang tua merupakan pihak yang paling memahami situasi dan kondisi anak mereka karena berinteraksi dengan anak-anak 24 jam sehari. Kasus kenakalan remaja, seperti yang terjadi di Pelabuhan Loktuan, tidak hanya soal perilaku buruk yang muncul di luar sekolah.
Perilaku ngelem merupakan salah satu bentuk penyalahgunaan zat yang umum terjadi pada remaja sebagai bagian dari pencarian identitas diri. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan mengingat dampaknya yang dapat merusak kesehatan fisik dan mental mereka.
Menurut Muhammad Sahib, pengawasan yang ada di sekolah terbatas hanya dalam jam pelajaran.
“Guru di sekolah hanya dapat mengawasi anak-anak dalam waktu terbatas. Setelah mereka pulang, kontrol utama ada pada orang tua,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dia mengajak orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan memantau aktivitas mereka di luar rumah. Selain itu, lingkungan juga memegang peran penting dalam membentuk karakter remaja.
“Jika di lingkungan kita ada anak-anak yang mulai terlibat dalam kegiatan merusak seperti ini, saya berharap RT bisa segera menghubungi orang tua mereka dan memberikan bimbingan. Ini adalah tugas bersama, bukan hanya guru dan polisi,” paparnya.
Kasus ini juga mencerminkan bahwa kenakalan remaja tidak selalu terjadi karena faktor lingkungan sekolah saja, namun juga dipengaruhi oleh banyak hal seperti pergaulan bebas, kurangnya perhatian orang tua, hingga ketidakpedulian terhadap dampak jangka panjang dari perilaku tersebut.