Kutai Kartanegara – Pemerintah Desa Rempanga mengambil langkah strategis untuk mengatasi persoalan sampah yang menumpuk di sejumlah titik, terutama di wilayah perbatasan dengan Kelurahan Timbau.
Kepala Desa Rempanga, Norsari, menyatakan bahwa pihaknya telah memutuskan menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk mendukung kegiatan kebersihan lingkungan.
“Saya melihat sampah itu banyak, sementara mobil sampah dari Tenggarong hanya sampai di perbatasan dengan Timbau. Di atasnya, sampai ke PAL 9, kondisinya kotor,” jelasnya.
Sebelumnya, dia mengungkapkan, pemerintah desa sempat menggagas gerakan gotong royong berbasis donasi warga. Namun rencana itu tidak berjalan karena kondisi ekonomi masyarakat dinilai masih cukup berat.
“Setelah kami rapat, ternyata masyarakat agak keberatan. Akhirnya saya putuskan menggunakan dana ADD khusus untuk kebersihan,” ujarnya.
Dengan skema baru ini, Norsari optimis, Desa Rempanga mengalokasikan anggaran kebersihan untuk satu tahun penuh. Tenaga kebersihan dikontrak resmi, dengan jadwal pengangkutan sampah tiga kali sepekan. Setiap laporan dari warga yang disertai dokumentasi foto akan segera ditindaklanjuti pada hari berikutnya.
“Kami bekerja sama dengan DLHK Kukar untuk pelaksanaan pengangkutan. Jadwal mereka sudah diatur dan dibayar sesuai kontrak, jadi pelaksanaannya tidak bisa sembarangan,” katanya.
Meski demikian, ia menilai, layanan kebersihan belum menjangkau seluruh wilayah. Daerah yang lebih dalam, seperti Gunung Petung, masih menjadi pekerjaan rumah. Karena itu, perluasan cakupan akan dimasukkan ke dalam RKPDes tahun 2026.
Selain itu, Norsari mengatakan bahwa masalah serupa juga terjadi di kawasan perbatasan dengan Kelurahan Timbau, terutama di sekitar pasar malam. Lokasi tersebut kerap dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga luar desa.
“Warga Timbau sering buang sampah di situ. Harusnya mereka juga punya pengaturan sendiri. Saya minta RT kami berkoordinasi dengan RT di Timbau untuk mencari solusi bersama,” tegasnya.
Jika tidak ditemukan kesepakatan, dia menekankan, Pemerintah Desa Rempanga berencana mengalihfungsikan titik pembuangan sampah liar tersebut menjadi pos kamling.
“Kalau tidak ada kesepakatan, rencananya akan kami jadikan pos kamling supaya tidak ada lagi yang buang sampah di muka pasar. Tidak enak dilihat,” tutupnya. (Adv)