Bontang – Keluhan mengenai penurunan omset penjualan menjadi sorotan di Pasar Taman Rawah Indah (Tamrin), di mana banyak pedagang mengalami kerugian akibat dagangan yang tidak laku.
Menanggapi masalah ini, Anggota Komisi II DPRD Bontang, Ridwan, mengingatkan pentingnya inovasi dan adaptasi di tengah digitalisasi yang semakin berkembang.
“Para pedagang harus menyadari bahwa kita hidup di era di mana masyarakat lebih memilih berbelanja melalui marketplace dan media sosial. Bontang bukan lagi daerah terpencil; kita sudah menjadi kota yang modern, dan pedagang harus beradaptasi dengan perubahan ini,” ujarnya.
Ridwan menambahkan bahwa fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, seperti escalator, seharusnya dimanfaatkan secara optimal.
“Pedagang harus terbuka untuk masuk ke era digital. Jika tidak, kita akan tertinggal,” tegasnya.
Di sisi lain, Ridwan juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Bontang telah membentuk tim untuk memantau kegiatan pasar. Tujuannya adalah agar kios-kios di pasar berfungsi secara maksimal dan pedagang tidak kembali membuka lapak di luar area pasar.
“Sayangnya, pengawasan ini hanya dilakukan selama beberapa hari. Pengawas seharusnya melakukan pemantauan secara rutin, bukan hanya menunggu instruksi,” jelasnya.
Dia menekankan bahwa tanpa pengawasan yang konsisten, pedagang mungkin akan kembali berjualan di pinggir pasar, yang bisa sulit untuk dikendalikan setelah mereka terlanjur keluar dari pasar. (adv)