AdvertorialDiskominfo Kutim

Disdikbud Kutim Mantapkan Langkah Sekolah Berbasis Teknologi, KSRG Siap Lahir Tahun 2026

SANGATTA – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus memperkuat transformasi pendidikan berbasis digital. Salah satunya melalui penetapan 35 sekolah sebagai Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG) yang akan menjadi pionir implementasi pembelajaran digital di daerah.

Sekretaris Disdikbud Kutim, Hj. Irma Yuwinda, ST, M.Si, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya serius pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui pemanfaatan teknologi secara optimal.

“Dengan adanya kandidat sekolah rujukan Google, itu akan menaikkan kapasitas tenaga pendidik. Utamanya agar melek digital dan pemanfaatannya menjadi pembelajaran inovatif dan interaktif,” ucap Irma kepada awak media belum lama ini.

Menurut Irma, pengembangan KSRG tidak hanya menyasar transformasi teknologi dan media pembelajaran, tetapi juga peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) guru serta budaya belajar siswa yang lebih adaptif dengan perkembangan zaman.

Disdikbud Kutim sendiri telah mempersiapkan pendampingan intensif bagi 35 sekolah tersebut, termasuk peningkatan kapasitas guru di bidang literasi digital.

“Kutim saat ini memiliki 54 fasilitator Google for Education yang mendampingi proses peningkatan kapasitas guru,” ujarnya.

Jumlah fasilitator tersebut dipastikan menjadi salah satu yang terbanyak di Indonesia, membuktikan keseriusan Kutai Timur dalam memimpin perubahan teknologi pembelajaran di Kaltim bahkan secara nasional. Dengan bekal ini, Disdikbud optimistis KSRG pertama di Kutim dapat terwujud pada tahun 2026.

Selain dukungan peningkatan kompetensi pendidik, Irma menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur digital juga menjadi fokus utama. Akses internet di sekolah-sekolah secara bertahap terus diperkuat, baik di wilayah perkotaan maupun kecamatan terpencil.

“Infrastruktur seperti jaringan internet dan listrik harus segera terpenuhi. Layanan internet di sekolah, khususnya SMP, sudah berjalan dan terus diperluas,” tambahnya.

Menariknya, sejumlah sekolah mulai menerapkan panel surya (solar panel) berkapasitas 10.000 watt sebagai sumber energi alternatif untuk mendukung penggunaan perangkat digital seperti panel interaktif dan perangkat pembelajaran berbasis smart classroom.

Hal tersebut menjadi langkah inovatif untuk memastikan proses belajar tidak terganggu kendala listrik, terutama di wilayah yang masih bergantung pada pasokan energi terbatas.

“Kami harapkan program KSRG tidak hanya meningkatkan kemampuan guru, tetapi juga menciptakan proses belajar yang lebih menyenangkan, modern, dan adaptif bagi peserta didik,” tutup Irma.(

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button