Kutai Kartanegara – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Aulia Rahman Basri, menegaskan bahwa langkah konkret pengentasan kemiskinan tidak hanya mengandalkan bantuan sosial (charity), melainkan harus berbasis pemberdayaan ekonomi jangka panjang.
Salah satu strategi utama yang kini sedang digalakkan adalah menghadirkan minimal satu industri besar di setiap kecamatan di Kukar.
Dalam keterangannya, dia menyampaikan bahwa langkah ini didasari semangat untuk membuka akses kerja seluas-luasnya bagi masyarakat lokal, terutama generasi muda dan para pencari kerja.
“Dengan satu daerah, satu kecamatan, kita mau ada satu industri besar di sana. Spiritnya adalah agar tenaga kerja lokal, para pemuda-pemudi, tak perlu pergi jauh-jauh ke luar daerah hanya untuk mencari kerja,” ujarnya.
Ia menegaskan, pengentasan kemiskinan sejatinya memiliki dua pendekatan utama, seperti Charity yang diperuntukkan bagi warga yang memang tidak memiliki kemampuan untuk bekerja, seperti lansia, disabilitas, atau warga dengan kondisi kesehatan berat.
Dan pemberdayaan ekonomi dengan melibatkan penciptaan lapangan kerja, pelatihan keterampilan, dan dukungan industri yang bisa menyerap tenaga kerja lokal.
“Yang tidak bisa bekerja karena usia dan kondisi tentu kita bantu lewat bantuan sosial. Tapi yang masih muda, masih sehat, harus diberdayakan lewat pekerjaan. Jangan hanya berharap bantuan terus. Kita siapkan industrinya,” tegasnya.
Lebih lanjut, Aulia juga menyebut bahwa pemerintah daerah siap memfasilitasi investor yang bersedia membuka industri di tingkat kecamatan, terutama di sektor-sektor strategis seperti pertanian, perikanan, pengolahan hasil perkebunan, hingga sektor energi dan tambang yang ramah lingkungan.
Menurutnya, jika setiap kecamatan memiliki satu sentra industri, maka perputaran ekonomi akan terjadi secara merata, mengurangi ketimpangan wilayah, dan menekan angka urbanisasi ke pusat kota.
“Kalau sudah ada lapangan kerja di kampung sendiri, kenapa harus jauh-jauh ke kota? Ini yang kita bangun. Infrastruktur juga terus kita siapkan sebagai pendukung,” tambahnya.
Selain itu, Aulia menegaskan bahwa keberhasilan strategi ini juga bergantung pada kemauan masyarakat untuk ikut terlibat aktif dan meningkatkan kapasitas diri.
“Yang nggak bisa ya yang malas saja. Tapi kalau kita siap, kita belajar, kita kerja, maka semua akan terakomodir,” pungkasnya. (Adv)