Agus Haris Minta Pemerintah Harus Sediakan Data Akurat Terkait Angka Pengangguran
Bontang. Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Bontang, Abdu Safa Muha, baru-baru ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya tingkat pengangguran di Bontang yang sebagian besar didominasi oleh lulusan SMP dan SD. Menyikapi hal ini, Wakil Ketua DPRD Bontang, Agus Haris, mengungkapkan perlunya data yang lebih akurat mengenai jumlah pengangguran di kota ini.
“Pemerintah atau dinas terkait seharusnya bisa memberikan data yang lebih akurat terkait jumlah pengangguran di Bontang,” ucapnya.
Ia menyoroti bahwa di Bontang, pendidikan dasar sampai menengah tidak dikenakan biaya alias gratis bagi semua anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri. Bahkan, pemerintah telah menyediakan program beasiswa untuk siswa berprestasi. Dalam konteks ini, Agus Haris mengungkapkan bahwa jika memang terdapat anak-anak yang putus sekolah, jumlahnya seharusnya tidak signifikan. Jika data yang diungkapkan benar, maka bisa diartikan bahwa upaya pendidikan belum mencapai hasil yang diharapkan.
“Kalau memang ada beberapa anak yang putus sekolah, maka jumlahnya tidak begitu besar. Jika data tersebut akurat, itu berarti pemerintah kita belum berhasil sepenuhnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” tegasnya.
Selain itu, Agus Haris juga mengusulkan agar dinas terkait mendata jumlah usia dari individu yang hanya memiliki ijazah SD dan SMP. Jika mereka masih dalam usia produktif, hal tersebut bisa mengindikasikan bahwa banyak masyarakat yang putus sekolah pada usia tersebut.
“Tentu akan berbeda jika orang yang berusia di atas 50 tahun memiliki ijazah SD atau SMP. Itu kemungkinan adalah orang-orang pendatang. Terutama di Bontang yang mayoritas penduduknya berasal dari luar, mereka yang memiliki ijazah rendah mungkin berasal dari golongan ini,” tambahnya.
Upaya untuk memahami dan mengatasi tingkat pengangguran di Bontang perlu didukung oleh data yang akurat serta penilaian mendalam mengenai sistem pendidikan dan pelatihan tenaga kerja di wilayah tersebut.