LATESTBONTANG – CEO Twitter, Elon Musk memiliki rencana untuk menjadikan twitter sebagai aplikasi jual beli.
Dilansir Mashable memalui CNN Indonesia, Musk ingin para pengguna bisa membeli barang di Twitter. Selain itu, miliarder kelahiran Afrika Selatan itu juga ingin pengguna bisa saling berkirim uang.
Nantinya, sistem pembayaran akan berdasarkan kepada format fiat payment. Mengutip Investo Pedia, Fiat money merupakan mata uang yang dikeluarkan sebuah pemerintah tanpa didukung komoditas fisik seperti emas atau perak, melainkan oleh pemerintah atau badan yang mengeluarkannya.
Twitter diketahui sedang mengerjakan sistem yang membaut penggunanya memberi penghargaan kepada kreator lain. Namun fitur baru tersebut mengharuskan Twitter menjalani prosedur pengujian oleh beberapa pihak berwenang.
Sebagai langkah awal, Twitter telah terdaftar di Departemen Keuangan Amerika Serikat sebagai prosesor pembayaran. Twittter juga telah memulai proses aplikasi untuk lisensi yang diperlukan di Amerika Serikat.
Twitter sendiri berharap menuntaskan lisensi di AS dalam kurun waktu satu tahun. Setelah itu, Twitter juga akan mencoba mendapat izin yang dibutuhkan untuk berekspansi secara internasional.
Sebagai kepala dari proyek ini, Musk menunjuk Esther Crawford yang juga menjabat sebagai Direktur Manajemen Produk Twitter. Esther disebut-sebut cocok dengan pola kerja super keras yang diterapkan Musk.
Musk diketahui pernah menyebut Esther sebagai “letnan yang meroket”. Esther juga pernah membagikan fotonya yang sedang tidur di kantung tidur (sleeping bag) di kantor usai akuisisi Musk terhadap Twitter.
Di sisi lain, mengutip 9To5Mac, twitter pertama-tama bakal menggunakan mata uang dan metode pembayaran reguler. Namun di masa depan, Twitter memiliki rencana untuk mendukung pembayaran lewat mata uang kripto.
Lebih lanjut, Twitter pun akan bersaing dengan PayPal dan Apple Pay yang juga memungkinkan penggunanya untuk membayar langsung di toko aplikasi namun juga saling mentransfer uang.
Langkah membawa Twitter menjadi aplikasi ‘serba ada’ merupakan bagian dari usaha Musk untuk meningkatkan pendapatan dari platform tersebut. Pasalnya, Twitter kehilangan pendapatan dari iklan mereka sejak akuisisi Musk pada Oktober lalu.
Karena itu pula, ambisi Twitter menjadi aplikasi ‘serba ada’ diprediksi tidak mudah. Selain harus bersaing dengan para pemain besar, Musk tidak punya pengalaman di bidang tersebut.